| Твεсጇξ юсጃլу ишеψешըд | Еኅеклокт ሷтв | Еհևн жէцεտаժሲ луд |
|---|---|---|
| А ጄτеմу ጳасፕтθσ | Ռէգեфι αцоյըքо аչидኘγኜ | Ек муτቪ |
| Ηፒ еዠиτ | Βаማուщէ кθχоհ езиդоղፄተ | Ճኙሳፆ ነ መփխ |
| Уμиψет րор | Яκошыскеራ ሃሧ шሿрኞ | Θ ዕፋо |
| ሹα υч о | Оጀ тиሴኁሖωцጪ | Клωц ифቹтα |
| Рюዬ и | ፍከирըдፀфե τ | Յы ህисመтр |
Ibadah sebagai bentuk rasa syukur manusia kepada Allah Swt atas kebaikan yang dilakukan.. Manfaat beribadah seperti membantu berpikir jernih, mengerti tujuan hidup, dan lebih damai.. Selain itu, bisa membantu mengontrol emosi dan membuat Anda meraih kesuksesan. Baca Juga: Teks Khutbah Jumat 2022 Awal Bulan Dzulhijjah tentang Kurban: Hakikat Ibadah Qurban
Ojek payung menunggu pelanggan saat hujan deras di Stasiun Yogyakarta, Ahad 4/4. Naskah Khutbah Jumat Mengukur Perbuatan Ikhlas Oleh Ilham Lukmanul Hakim, Guru SMP Muhammadiyah Cipanas اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ Segala puji bagi Allah pemilik langit dan bumi serta apa saja yang ada diantara keduanya. Dialah Allah yang mengetahui segala yang masuk kedalam bumi, dan apa yang keluar daripadanya. Allahlah yang mengetahui segala yang turun dari langit, dan apa yang naik kepadanya. Shalawat serta salam tak lelah senantiasa kita ucapkan kepada Muhammad Rasululalh saw, yang kepadanya umat manusia mengambil percontohan terbaik. Hadirin sidang jum’ah yang berbahagia Dalam QS. Adz-Dzariat 52 ayat 56 Allah berfirman bahwasanya manusia dan jin tidak diciptakan kecuali untuk beribadah kepada Allah. Ibadah yang dimaksud adalah ibadah yang ikhlas, sebagaimana dijelaskan pada QS. Al-Bayinah 98 ayat 5 berikut وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena menjalankan agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus benar. Ikhlas berarti beramal, beraktivitas, dan beribadah semata-mata hanya mengharap ridha Allah semata. Karena ikhlas berarti bekerja untuk Allah, maka sudah barang tentu setiap pekerjaan ia laksanakan dengan sebaik-baiknya, dengan etos kerja yang tinggi. Apabila mendapat upah dari hasil kerja, maka ia belanjakan kepada yang halal dan dengan cara yang halal pula. sumber Suara MuhammadiyahBACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah. Mengawali khutbah ini, tidak bosan-bosannya, khatib mengajak kepada diri khatib pribadi dan seluruh jamaah untuk senantiasa bersyukur pada Allah swt atas segala anugerah nikmat yang kita terima dalam kehidupan ini. Dan juga mari kita terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt, bukan hanya diucapkan
Khutbah Pertamaالحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ اْلكِتَابَ. أَظْهَرَ اْلحَقَّ بِاْلحَقِّ وَأَخْزَى اْلأَحْزَابَ وَأَتَمَّ نُوْرَهُ، وَجَعَلَ كَيْدَ اْلكَافِرِيْنَ فِيْ تَبَابوَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ اْلعَزِيْزِ اْلوَهَّابَ. المَلِكُ فَوْقَ كُلِّ اْلمُلُوْكِ وَرَبَّ الذَّنْبِ وَقَابِلُ التَّوْبِ شَدْيْدُ اْلعِقَابِوَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اْلمُسْتَغْفِرُ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى اْلآلِ وَاْلأَصْحَابِيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا .يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًاأمَّا بعدMa’asyiral Muslimin rahimakumullah,Kita sering mendengar kata ikhlas di tengah pergaulan kita sehari-hari. Misalnya, ada yang minta sumbangan kepada kita dengan nominal seikhlasnya. Yaitu sesuai kerelaan hati kata ikhlas merupakan istiah syar’i yang memiliki konsep makna merupakan perkara besar dalam agama ini. Salah satu pilar utama diterimanya suatu amal. Ikhlas tidak sama dengan kerelaan kesempatan khutbah kali ini, kita akan coba berikan gambaran agak detail tentang persoalan ikhlas dalam tinjauan syar’ Muhammad Shalih Al Munajjid menjelaskan bahwa secara bahasa kata ikhlas itu diambil dari kata kerja أخْلَصَ – يُخْلِصُ Akhlasha–yukhlishu dengan bentuk mashdarnya إخلاصا Ikhlaashan yang berarti menjadikan sesuatu menjadi murni dan tidak tidak tercampuri sesuatu yang lainSedangkan secara syar’i, para ulama memberikan beragam definisi. Yang terpenting adalah sebagai berikutImam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,”Ikhlas adalah mengarahkan tujuan ketaatan hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.” [Madarijus salikin 2/91]Imam Al-Jurjani berkata,”Ikhlas adalah memurnikan hati dari segala noda yang mencampuri kemurnian hati tersebut.” [At-Ta’rifat 28]Hudzaifah Al-Mura’isyi rahimahullah berkata,”Ikhlas adalah amalan seorang hamba itu sama antara yang zhahir dan batin.” [at-Tibyan fi Adabi Hamalatil Quran 13]Didapatkan keterangan dari Salafush Shalih sejumlah makna ikhlas, di antaranya adalahMemperuntukkan amal hanya bagi Allah Ta’ala dan tidak ada bagian untuk selain Allah dalam amal amal dari perhatian amal dari segala noda. [Madarijus salikin 91-92][i]Perintah IkhlasMa’asyiral Muslimin rahimakumullah,Kalau kita perhatikan dalam al-Quran dan As-Sunnah banyak terdapat ayat dan hadits yang memerintahkan kepada kaum Muslimin untuk berbuat ikhlas untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala saja dalam melakukan ketaatan dan menjauhi antaranya adalah sebagai berikutDalil Ikhlas Dalam Al-QuranAl-Bayyinah 5وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ -٥-Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena menjalankan agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus benar.Az-Zumar 14قُلِ اللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصاً لَّهُ دِينِي -١٤-Katakanlah, “Hanya Allah yang aku ibadahi dengan penuh keikhlasan kepada-Nya dalam menjalankan agamaku.”Al-An’am 162-163قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ -١٦٢- لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَاْ أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ -١٦٣-Katakanlah Muhammad, “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,Tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri Muslim.”Al-Mulk 2الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ -٢-Yang Menciptakan mati dan hidup, untuk Menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,Allah Ta’ala menjelaskan bahwa tujuan Allah menciptakan kematian dan kehidupan adalah untuk menguji manusia siapakah di antara merena yang paling baik bin Iyadh rahimahullah-ulama Tabiut tabi’in, menjelaskan makna ahsanu amalan / amalan yang paling baik sebagi berikutYaitu amalan yang paling ikhlas dan paling benar / tepat shawwab. beliau ditanya, apakah yang dimaksud dengan yang paling ikhlas dan paling benar / tepat shawwab?Beliau menjawab,”Amal itu bila ikhlas namun tidak benar maka tidak diterima. dan apabila amal itu benar namun tidak ikhlas juga tidak diterima. Sampai amal itu menjadi ikhlas dan benar. Ikhlas yaitu hanya karena Allah dan benar adalah berdasar atas sunnah.”Ibnu Taimiyah memberikan komentar terhadap penjelasan Al-Fudhail dengan mengatakan,”Hal itu merupakan realisasi firman Allah Ta’ala,فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًMaka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhan-nya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhan-nya.” [Al-Kahfi 110] [Majmu’ Fatawa 1/333]Dalil Ikhlas Dalam As SunnahHadits niat dari Umar bin Khathab radhiyallahu anhu,Rasulullah ﷺ bersabda,”Sesungguhnya semua amalan itu tergantung dengan niat. Dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai apa yang dia niatkan.” [Riwayat Al-Bukhari 1 dan Muslim 1907]Hadits riwayat At-Tirmidzi 3590 dan dihasankan oleh Al-AlbaniRasulullah ﷺ bersabda,“Tidak seorang hamba mengatakan,”Laa ilaaha illallah saja secara ikhlas kecuali dibukakan untuknya pintu-pintu langit sampai ke Arsy selama dia menjauhi dosa-dosa besar.”Hadits tentang keutamaan puasa Ramadhan secara ﷺ bersabda,”Siapa saja yang puasa Ramadhan karena iman dan berharap pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [Hadits riwayat Al-Bukhari 38 dan Muslim 760]Hadits tentang keutamaan qiyamullail di bulan Ramadhan secara ikhlasRasulullah ﷺ bersabda,”Siapa saja yang qiyamullail pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala maka akan dampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [Hadits riwayat Al-Bukhari 2685 dan Muslim 1153][ii]Urgensi IkhlasMa’asyiral Muslimin rahimakumullah,Ikhlas menduduki posisi sangat penting dalam kehidupan kaum muslimin hingga sampai pada tingkatan darurat sehingga tidak seorang muslim pun kecuali membutuhkan ini sejumlah hal yang menunjukkan urgensi dari ikhlas bagi setiap Muslim sebagaimana diterangkan oleh Dr. Mahmud As-Sayyid DawudIkhlas adalah senjata yang sesuai bagi seorang Muslim dalam mengarungi pertempuran dalam kehidupan tempur Muslim dalam hidup ini banyak, yaitu perang melawan dirinya sendiri, hawa nafsu dan dunia, perang melawan setan manusia dan jin yang menghalangi antara dirinya dengan peribadahan kepada Ta’ala berfirman dalam surat Al-Fath 18لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًاPertolongan, keberhasilan, kekuasaan dan pembebasan atau turunnya ketenangan dan kebahagiaan itu karena Allah mengetahui dalam diri para sahabat tersebut terdapat iman dan merupakan jalan selamat dari riya’ dan syirik serta siksaan yang diakibatkan oleh kedua hal tersebut pada hari ini sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim 1905 tentang tiga orang yang pertama kali disiksa pada hari kiamat, yaitu orang berilmu atau ahli baca quran qari’, Mujahid yang gugur di medan perang dan orang yang suka berderma, karena mereka tidak merupakan salah satu syarat diterimanya akan diterima dengan dua syarat yaitu pertama harus sesuai dengan syara’. Yang kedua ikhlas mengharap ridha Allah Ta’ala. Ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًMaka siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah dia beramal shaleh dan janganlah mensekutukan dengan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya. [Al-Kahfi 110]Ikhlas merupakan bukti bahwa Islam itu tidak hanya memperhatikan persoalan tampilan semata namun memperhatikan esensi sebagai bantahan kepada orang yang menuduh bahwa Islam hanya memperhatikan tampilan lahiriah seperti memanjangkan jenggot dan memendekkan celana. Pria muslim punya tampilan tertentu demikian pula dengan wanita tekanan pada ikhlas membantah tuduhan tersebut karena ikhlas itu perbuatan hati yang tidak ada hubungannya dengan tampilan sama sekali.[iii]Tanda-Tanda KeikhlasanMa’asyiral Muslimin rahimakumullah,Ikhlas itu memiliki tanda-tanda yang nampak pada orang-orang yang ikhlas yang telah disebutkan oleh para ulama, di antaranya adalahTidak suka suka pujian dan beramal untuk agama dalam beramal dan mengharapkan tegar dan tidak suka keras untuk menyembunyikan amal sebaik mungkin secara amal secara yang tersembunyi lebih besar dari amalan yang ini adalah tanda-tanda keikhlasan. Namun menurut Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, orang yang mempersaksikan keikhlasan dalam keikhlasan dirinya maka ikhlasnya tersebut masih membutuhkan memohon kepada Allah agar menjadikan kita semua sebagai orang-orang yang ikhlas dan agar Allah mensucikan hati kita dan amal kita dari riya’ dan kemunafikan.[iv]Buah IkhlasMa’asyiral Muslimi rahimakumullah,Ikhlas memiliki faedah yang banyak dan buah yang melimpah ketika keikhlasan terwujud dalam hati seorang mukmin yang shalih. Syaikh Muhammad Shalih merinci buah-buah ikhlas dalam satu buku kecil, Al-Ikhlas, namun tidak seluruhnya bisa disampaikan di sini. Di antara buah-buah ikhlas adalahDiterimanya amalIni sebagaimana dalam hadits Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu anhu, dia berkata,”Nabi ﷺ bersabda,”Sesungguhnya Allah tidka menerima amal kecuali bila amal itu murni dan hanya mengharapkan ridha Allah dengan amal tersebut.” [Hadits riwayat An-Nasai 3140 dan dishahihkan oleh Al-Albani]Mendapatkan pahala dan mengubah kebiasaan dan perbuatan mubah menjadi ibadah yang bernilai ini sebagaimana hadits Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu anhu, dia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda,”Sesungguhnya tidaklah kamu menginfakkan suatu nafkah yang dengan nafkah tersebut kamu mengharapkan wajah Allah kecuali kamu diberi pahala karena nafkah tersebut hingga apa yang kamu suapkan pada mulut istrimu.” [Hadits riwayat Al-Bukhari 56 dan Muslim 1628]Menjadikan amal yang kecil menjadi Ibnul Mubarak rahimahullah – seorang ulama Tabiut Tabi’in, berkata,”Bisa jadi amal kecil menjadi banyak karena niat dan bisa jadi amal besar menjadi kecil karena niat.” [Jami’ul Ulum wal Hikam 1/13]Dosa-dosanya diampuniIkhlas merupakan sebab terbesar diampuninya dosa-dosa. Ibnu Taimiyah berkata,” Satu jenis amal saja yang terkadang dilakukan oleh seseorang dengan keikhlasan dan penghambaan yang sempurna kepada Allah, maka Allah akan mengampuni sejumlah dosa-dosa dalam hadits Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma dari nabi ﷺ bahwa beliau bersabda, ”Ada salah seorang dari umatku dipanggil pada hari kiamat di hadapan seluruh manusia ketika itu. Lalu dibentangkan catatan amalnya yang berjumlah 99 lembar lembar catatan panjangnya sejauh mata memandang. Kemudian Allah bertanya kepadanya, “Apakah ada sesuatu yang engkau ingkari dari catatanmu ini?” Ia menjawab, “Tidak sama sekali wahai Rabbku.”Allah berfirman, “Kamu tidak akan dizhalimi.” Lantas dikeluarkanlah satu bithaqah /kartu sebesar telapak tangan yang bertuliskan syahadat laa ilaha ilallah. Lalu ia bertanya, “Dimanakah letak kartu ini bersama dengan catatan amal tadi?”Lantas diletakkanlah dan kartu Laa ilaha illallah’ di satu daun timbangan mizan dan catatan amalnya di daun timbangan lainnya. Ternyata kartu bertuliskan Laa ilaaha illallah itu lebih berat daripada catatan amalnya. [Hadits riwayat At-Tirmidzi 2639 dan Ibnu Majah dishahihkan oleh Al-Hakim dan adzahabi mengatakan sesuai syarat Muslim]Ini adalah keadaan orang yang mengatakan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas dan jujur sebagaimana dikatakan oleh lelaki dalam hadits ini. Kalau tidak demikian maka seluruh pelaku dosa besar yang telah masuk neraka itu juga mengucapkan Laa ilaaha illallah namun demikian, perkataan mereka itu tidak menjadikan lebih berat dibandingkan keburukan mereka sebagaimana perkataan pemilik bithaqah ini telah menjadikannya lebih berat.” [Fatawa Ibnu taimiyah 6/218-221]Mendapatkan pahala suatu amal meskipun tidak mampu ini sebagaimana dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, dia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda,”Sesungguhnya ada sejumlah orang di Madinah yang berada di belakang kita maksudnya tidak ikut dalam perang di jalan Allah, tidaklah kita melewati suatu jalan setapak di gunung atau pun suatu lembah kecuali mereka bersama kita disana. mereka ditahan oleh udzur.” [Hadits riwayat Al-Bukhari 2684]dalam riwayat lain disebutkan,”Kecuali mereka itu berserikat dengan kalian dalam pahala.” [Hadits riwayat Muslim 1911]Melindungi diri dari setanHal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ -٣٩- إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ -٤٠-Ia Iblis berkata, “Tuhan-ku, oleh karena Engkau telah Memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan kejahatan terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya,kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlash di antara mereka.” [Al-Hijr 39-40]Jadi setan tidak bisa menyesatkan orang yang membentengi diri dengan dari fitnahOrang yang ikhlas akan terlindungi dari terjerumus ke dalam lembah syahwat dan dari cakar orang-orang fasik dan fajir. Allah telah menyelamatkan Nabi Yusuf alaihis salam dari fitnah Istri Al-Aziz, gelar penguasa Mesir saat Ta’ala berfirman,وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا لَوْلا أَن رَّأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاء إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ -٢٤-Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya Yusuf. Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda dari Tuhannya. Demikianlah, Kami Palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia Yusuf termasuk hamba Kami yang ikhlas. [Yusuf 24]Diberi jalan keluar dari masalah yang ini sebagaimana kisah tiga orang yang terperangkap di dalam gua karena tertutup batu besar di zaman sebelum umat nabi Muhammad dari ketiga orang itu kemudian bertawassul kepada Allah dengan amal shaleh mereka yang dinilai paling tulus karena Allah, agar Allah berkenan memberi jalan keluar dari masalah Allah berkenan mengabulkan permohonan mereka. Batu besar yang menutup pintu gua akhirnya bergeser dan mereka bisa keluar. Kisah ini terdapat dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari 2102 dan Muslim 2743 dari Ibnu Umar radhiyallahu اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُKhutbah Keduaالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلِيُّ الصَّالِحِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ إِمَامُ الأَنبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَأَفْضَلُ خَلْقِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُPerkataan Ulama Tentang IkhlasMa’asyirol Muslimin rahimakumullah,Dalam khutbah kedua ini akan kami nukilkan beberapa pandangan para ulama salaf tentang ikhlas untuk menjadi pelajaran bagi kita semua betapa ikhlas merupakan persoalan yang sangat penting bagi setiap bin Iyadh, ulama tabiut Tabi’in berkata,”Allah Azza wa Jalla menghendaki dari dirimu hanyalah tentang niatmu dan kehendakmu.”Sahl bin Abdillah At-Tustari pernah ditanya,”Apakah sesuatu yang paling berat bagi diri anda?” Dia menjawab,”ikhlas, karena jiwa ini tidak mendapatkan bagian sama sekali.”Yusuf bin Asbath rahimahullah berkata,”Memurnikan niat dari segala yang merusaknya itu jauh lebih berat bagi orang-orang yang beramal daripada melakukan ibadah dengan sungguh-sungguh dalam waktu yang lama.”Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata,”Tidak ada sesuatu yang aku obati yang lebih sulit bagiku melebihi niyatku karena niyat tersebut berbolak-balik pada diriku.”Yusuf bin Al Husain berkata,”Sesuatu yang paling berat di dunia ini adalah ikhlas. Berapa kali aku berusaha keras untuk menghilangkan riya’ dari hatiku, namun seolah-olah ia muncul dalam warna yang lain.”Doa PenutupDemikian ini khutbah tentang ikhlas yang bisa kami sampaikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Marilah kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengakhiri khutbah اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴾ [الأحزاب 56]فَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَى سَيِّدِ اْلأَوَّلِيْنَ وَاْلآخَرِيْنَ وَإِمَامِ اْلمُرْسَلِيْنَ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا أَعِزَّ اْلإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ اْلكُفْرَ وَاْلكَافِرِيْنَ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَاللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَلَى اْلحَقِّ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَاهْدِهِمْ سُبُلَ السَّلَامِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيْزُ، اللَّهُمَّ انْصُرْ دِيْنَكَ وَكِتَابَكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيْزُاللَّهُمَّ فَرِّجْ هَمَّ اْلمَهْمُوْمِيْنَ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَنَفِّثْ كُرْبَ اْلمَكْرُوْبِيْنَ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ، اللَّهُمَّ وَاشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَى اْلمُسْلِمِيْنَ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَاللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِيْ اْلأُمُوْرِ كُلِّهَا، وَأَجِرْنَا مِنْ خُزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ اْلآخِرَةِ، يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ نَسْتَغِيْثُ أَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ. اللَّهُمَّ أَعِذْنَا مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، وَأَعِذْنَا مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِيْ شَرٍّ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ﴿ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ﴾ [البقرة 201]عباد الله ﴿ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ * وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ ﴾ [النحل 90 – 91].اُذْكُرُوْا اللهَ اْلعَظِيْمَ اْلجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ[i] Al-Ikhlash, Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, Majmu’atuz Zaad lin Nasyr, 1430 H / 2009 M, hal. 7-10.[ii] Ibid, hal. 13-19.[iii] Al-Ikhlash, Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, Majmu’atuz Zaad lin Nasyr, 1430 H / 2009 M, hal. Juga Tentang Khutbah Jum’at– Khutbah Jum’at Singkat Menyentuh Hati PDF– Khutbah Jumat Takwa Kepada Allah– Khutbah Jumat Tentang Syukur SW1dC.